Legenda Telur
Columbus
saya dengar dari bapak saya beberapa tahun silam. Kisah itu begitu membekas sampai sekarang. Karena memang penuh dengan motivasi dalam hidup ini.
Kurang lebihnya mohon maaf, inti cerita adalah seperti ini.
Sesudah menemukan sebuah
benua yang kemudian diberi nama Amerika, Colombus, siang penjelajah Portugis ini
kemudian mendapatkan gelar bangsawan di Spanyol. Tepat di hari penganugerahan
gelar itu, Colombus mengadakan sebuah jamuan makan dengan mengundang para bangsawan, pemuka adat, tetua dan pemimpin kelompok yang berpengaruh, dimana setiap
kursi yang ada di sisi meja perjamuan itu diatur sedemikian rupa berdasarkan
gelar kebangsawanan.
Kehadiran Colombus yang
berasal dari manusia biasa saja itu jelas merupakan sebuah ancaman dan biang
kecemburuan bagi para bangsawan. Bukan hanya satu dua orang, tetapi hampir rata-rata bangsawan dan para pembesar yang diundang sangat cemburu dengan Colombus.
Saat acara digelar,
kasak-kusuk pun berhembus.
"Hah, kalau cuma menemukan benua, kenapa juga dikasih gelar," kata seorang bangsawan.
"Benar, sialan juga, kita
yang berlalu lalang dari pulau ke pulau dan menaklukan sekian daerah jajahan, mana
pula dapat gelar segitu terhormat."
"Cemen! Dasar Cemen! Apa
kita nggak merasa diinjak? Kita dapat gelar karena leluhur kita adalah orang
yang terhormat! Lha dia?"
Kasak-kusuk itu berhembus
demikian kencang mirip sebuah tranding topic antara para Netizen. Tak butuh waktu lama
untuk sampai ke telinga Colombus. Orang-orang begitu pesimistik
bahwa dengan isu yang demikian kencang, Colombus akan tetap menggelar hajatannya itu. Tetapi rupanya Colombus punya rencana lain.
Hari H tidak berubah, para
undangan lebih duluan hadir. Mereka itu, semua saling berkasak kusuk dengan
wajah sinis dan pandangan mata yang tajam, menanti, layaknya ingin segera
mempermalukan si tuan rumah. Tuan rumah belum juga menampakkan diri. Gremang
gremeng mirip obrolan siswa saat ditinggal Guru saat ujian.
Suasana seketika hening,
ketika Colombus datang dan duduk di kursi kehormatannya. Mengajak hadirin
makan, dengan suasana yang sangat kaku.
"Saudara-saudara,” kata
Colombus seusai acara makan. Memecah keheningan.
"Saya punya sebuah sayembara," katanya. "Jika saudara-saudara bisa memecahkan sayembara ini. Maka kursi yang
saya duduki ini dan gelar saya ini, akan saya relakan untuk berpindah ke
siapapun yang bisa menebaknya."
Para hadirin sontak kaget.
"Hai Colombus, berani benar
kamu. Apakah ini sungguh-sungguh? Apakah pertanyaannya itu. Aku harap kamu tidak
menelan ludahmu dan tidak mengada-ada."
"Oh tidak," jawab
Colombus. "Saya serius"
"Ini, di tangan saya ini ada
sebutir telur. Telur ayam. Nah, barangsiapa diantara anda bisa menegakkan telur
ini di atas meja yang licin ini, tanpa memeganginya, maka dia berhak atas gelar
dan kursi kehormatan ini. Dan sekali lagi….saya serius."
Tak ayal lagi, semua hadirin
yang ada di situ secara berurutan mencoba menegakkan telur yang berbentuk oval
itu dalam posisi tegak lurus. Tetapi, tidak ada seorangpun dari mereka bisa
menegakkannya. Entah berapa jam berlalu, dan satu persatu yang mencoba
gagal…dan gagal. Mereka menyerah ….. Colombus pun tersenyum.
"Tuan-tuan dan nyonya. Saya
sudah mendengar tentang semua hal tentang kepantasan saya untuk menerima gelar
dari Raja. Saya tahu semua dari anda meragukan temuan saya sebagai modal untuk
meraih gelar. Anda anggap bahwa hal itu adalah hal yang terlalu remeh temeh,
sederhana, dan tidak layak untuk mendapatkan gelar. Tetapi hari ini saya
berharap bahwa anda semua mendapat pelajaran akan satu hal."
"Awalnya, ada hal-hal yang
sulit dilakukan kebanyakan orang. Tetapi yang sulit itu menjadi mudah ketika
anda mendapatkan pengetahuan dari orang lain tentang pemecahannya. Celakanya,
Anda tidak pernah menghargai siapapun yang bekerja keras untuk membuat hal yang
sulit tadi menjadi sederhana."
"Sudah, jangan banyak omong
Colombus”, salah seorang bangsawan mulai gerah. ”Memangnya kamu bisa menegakkan
telur itu di atas meja? Atau..kamu cuma mengada-ada?"
Colombus tersenyum. Dipukulkannya
sedikit ujung telur itu ke permukaan meja sehingga retak dan permukaanya jadi
agak datar. Saat itu juga telur itu bisa berdiri tegak lurus di atas meja.
"Ah,"ujar si
bangsawan. "Kalau cuma gitu sih aku juga bisa!"
"Ya…" kata Columbus mencoba
bijak" dan setiap orang di ruangan ini pun bisa melakukannya. Anak kecil bisa
melakukannya, bahkan monyet pun bisa melakukannya. Tetapi tentu saja sesudah
saya melakukannya. Bagaimana dengan tadi? Apakah anda melakukannya? Mengapa
anda tidak melakukannya?"
Itulah kisah yang sangat
terkenal. Banyak kisah dimana orang terlalu meremehkan usaha
kita, ketika meniti sukses demi sukses seolah-olah hanyalah keberuntungan
semata ataupun sesuatu yang serba kebetulan tanpa melihat betapa kita bekerja
keras demi kesuksesan itu. Atau terkadang kita juga dilanda iri dan dengki
karena orang lain seolah mendapatkan keberuntungan, jabatan, harta, tahta dan
kebahagiaan yang seolah-olah datang dengan tiba-tiba, tanpa kita tahu betapa
dia memang layak untuk memperoleh itu. Nah, disaat hal-hal itu terjadi,
ingatlah akan kisah ini. Semoga jiwa kita menjadi jiwa yang tenang.
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar