Akhir semester adalah saat dimana para siswa mengumpulkan tugas-tugas yang belum terselesaikan. Salah satu contoh adalah ketika seorang Guru menugaskan untuk membuat sebuah artikel ataupun makalah sederhana. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari peranan software berbasis Wordprocessor (Software Pengolah Kata).
Berawal dari sinilah saat para siswa mengumpulkan tugas, mungkin Bapak/Ibu Guru akan melihat dan menemukan berbagai macam bentuk format pengetikan pada setiap paragrafnya. Meskipun pada software pengolah kata sudah ada format yang akan secara otomatis membuat pengetikan menjadi bagus dan rapi tetapi ternyata hasil yang dikumpulkan masih banyak yang kurang memuaskan. Hal ini tergantung dari peran dan kemampuan si pemakai software. Meskipun dengan software secanggih apapun, kaidah penulisan dan tata letak bahasa tidak boleh diabaikan.
Berawal dari sinilah saat para siswa mengumpulkan tugas, mungkin Bapak/Ibu Guru akan melihat dan menemukan berbagai macam bentuk format pengetikan pada setiap paragrafnya. Meskipun pada software pengolah kata sudah ada format yang akan secara otomatis membuat pengetikan menjadi bagus dan rapi tetapi ternyata hasil yang dikumpulkan masih banyak yang kurang memuaskan. Hal ini tergantung dari peran dan kemampuan si pemakai software. Meskipun dengan software secanggih apapun, kaidah penulisan dan tata letak bahasa tidak boleh diabaikan.
Beberapa tips sederhana berikut ini mungkin bisa dijadikan panduan agar ketikan yang dihasilkan menjadi lebih bagus dan rapi.
Atur Ukuran Kertas.
Atur Ukuran Kertas.
Sangat
tidak enak rasanya apabila kita mengetik sebuah dokumen yang sudah banyak
tetapi ternyata masih memerlukan penanganan lain di akhir ketikan atau saat
akan dicetak. Agar di lain waktu kita tidak perlu merubahnya lagi maka langkah
awal yang perlu di lakukan adalah mengatur ukuran dari awal ukuran ketas dan
batas-batas kertas. Langkah awal adalah mengatur Margin (batas pengetikan pada
kertas), meliputi Top = batas kertas atas, Left = batas kertas kiri, Right =
batas kertas kanan dan Bottom = batas kertas bawah. Hal ini perlu dilakukan
agar pada saat akan mencetak nanti menjadi ketikan sudah siap tidak perlu
diubah-ubah lagi.
Atur
Paragraf Ketikan.
Dalam
hal ini hal awal yang perlu dilakukan
adalah mengatur indentasi pada paragraf. Meliputi First Line Indent = untuk
menjorokkan paragraf ke dalam, Hanging Indent = untuk baris kedua dan
seterusnya dalam sebuah paragraf, Left Indent = untuk keseluruhan sebelah kiri
alinea, serta Right Indent = untuk keseluruhan sebelah kanan alinea. Seringkali
hal ini terabaikan. Misalnya penggunaan kata saat awal paragraf lebih
masuk/menjorok ke dalam. Sering kita melihat hasil ketikan tidak kelihatan,
mana paragraf baru dalam satu halaman teks. Meskipun hal ini bisa kita ketahui
dari baris akhir sebuah paragraf tetapi dengan tidak membuat kata awal paragraf
sedikit masuk ke dalam, maka kita agak susah untuk mengetahui yang mana
paragraf baru.
Pisahkan
paragraf baru yang hanya satu baris pada lembar berikutnya.
Meskipun
mungkin hal ini dianggap sepele, tapi hal ini juga akan membuat hasil ketikan kita menjadi
lebih bagus dan rapi. Bayangkan seandainya dalam satu lembar kertas, ada satu
baris terakhir pada halaman ini dan baris ini merupakan sebuah kalimat awal
dari suatu paragraph, tentu akan kelihatan aneh.
Atur
jarak spasi antar baris.
Hal
ini diperlukan agar jarak spasi antar baris cukup dan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah
atur Before = jarak spasi sebelum paragraf, After = jarak spasi sesudah
paragraf, kemudian Line Spacing = jarak spasi antar baris. Atur sesuai dengan
kebutuhan agar hasil ketikan menjadi lebih bagus dan rapi.
Atur
Perataan Teks.
Meliputi
Align Left = teks rata kiri, Center = teks rata tengah, Align Right = teks rata
kanan dan Justify = teks rata kiri kanan.
Gunakan
spasi setelah tanda baca titik dan koma.
Tanda
baca titik dan koma paling sering digunakan dalam mengetik. Tanda baca titik
untuk mengakhiri setiap kalimat, sedangkan tanda baca koma untuk memisahkan
kalimat. Seringkali setiap mengetik menggunakan software pengolah kata, setelah
tanda baca ini kita tidak menggunakan spasi, khususnya setelah tanda baca
titik. Entah hal ini lupa atau memang sengaja atau bahkan tidak paham. Meggunakan spasi setelah tanda baca titik dan
koma selain berfungsi untuk merapikan hasil ketikan yang akan terlihat jelas
pada saat perataan kiri kanan
(justify), juga sebenarnya merupakan aturan penulisan dalam pelajaran Bahasa
Indonesia. Selain itu penggunaan spasi setelah tanda baca titik akan
mengaktifkan fungsi huruf besar pada kata pertama setelah titik.
Tidak
menggunakan spasi sebelum menggunakan tanda hubung/tanda pisah (-), tanda garis
miring (/), tanda petik tunggal (‘), tanda petik (“), tanda kurung siku ([),
tanda kurung (() tanda tanya (?), tanda titik dua (:) dan tanda titik koma (;).
Tidak menggunakan
spasi sebelum menggunakan
tanda-tanda baca tersebut pada akan
membuat hasil ketikan menjadi lebih rapi. Apabila kita menggunakan spasi
sebelum tanda baca ini, maka kata yang diapit oleh tanda baca ini akan
dipisahkan. Akibatnya bila kata ini berada pada akhir baris maka tanda baca ini
akan berpisah dengan kata yang akan
diapitnya. Kurang rapi kelihatan jika
pada akhir baris
hanya terdapat tanda
baca sedangkan kata yang diapitnya berada pada awal baris berikutnya.
Tidak
menggunakan lebih dari satu kali ketukan spasi untuk memisahkan kata.
Biasanya
hal ini tidak sengaja kita lakukan. Tidak ada aturan mengenai hal ini, tetapi
hal ini akan kelihatan mengganggu jika kita menggunakan perataan justify (perataan
kiri kanan), karena jarak antar setiap kata sudah otomatis diatur tetapi
penggunaan lebih dari satu kali ketukan spasi akan mengakibatkan jarak antar
kata dalam satu baris menjadi berbeda.
Mungkin
itulah beberapa tips sederhana yang dapat digunakan agar hasil ketikan
kelihatan lebih bagus dan rapi. Sekali lagi semua kembalipada individu
masing-masing. Ketelitian dan kerapian
sangat perlu dilakukan meskipun tidak boleh mengenyampingkan kaidah penulisan
yang baik dan benar sesuai dengan kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Kelihatan
memang sepele dan meskipun ketelitian dan kerapian adalah hal yang bersifat
relatif tetapi hal tersebut bisa membuat orang menganggap bahwa kita adalah
orang yang memperhatikan hal-hal kecil yang vital.
Semoga
bermanfaat.
Referensi:
1. Pengalaman Pribadi
2. Internet
Komentar
Posting Komentar