Langsung ke konten utama

MENJADI WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM (ANTARA MAU, MALES DAN TIDAK SANGGUP)

Menjadi Guru, Guru Biasa, tanpa ada tugas tambahan ini itu jelas asyik dan sangat mengasyikkan. Menjadi Wakur (Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum) memanglah sangat berat. Karena Kurikulum adalah ibarat NYAWA bagi sekolah. Tugasnya banyak, bahkan kalau kebijakan yang diambil tidak pas banyak yang tidak disukai rekan gurun dan mungkin juga siswa. Meskipun itu untuk kemajuan sekolah.
Ada yang menjadi Wakur karena  merasa ‘TERPAKSA’,  karena tidak bisa menolak keputusan. Ada juga yang berambisi karena ingin menjadi kepala sekolah. Mengapa tidak punya ambisi menjadi Kepsek ? Yah karena Kepsek tugas yang diemban kalau mau konsisten sangatlah berjibun, menurusi anak orang dan Guru-Guru, dan harus bisa mempertangunggjawabkannya. Juga harus loyal pada atasannya lagi agar awet di posisi itu. Memanglah berat.
Mengapa ada yang berambisi untuk menjadi Wakur, yah itu, karena konon untuk menjadi Kepsek mesti pernah menjadi Wakur. Mungkin dengan menjadi kepala sekolah ia punya kuasa untuk melampiaskan cita-cita luhurnya atau mungkin juga pingin dapat penghasilan lebih. Ah itu mungkin lo, la kalau saya memang sama sekali gak punya ambisi untuk itu (menjadi Kepsek maksutnya hehehe).
Ada juga yang menghitung soal honor atas posisi Wakur tadi, sehingga dia menolak. Tugasnya banyak (kalau mau kerja sih) tapi honornya kecil, sudah gitu kalau gak pinter-pinter dengan rekan Guru yang lain bisa-bisa dimusuhi lagi hehehe. Benar bahwa Wakur memiliki tugas yang sangat berat. Menjadi Wakur ini adalah ajang latihan untuk mengelolah sekolah, meskipun lingkupnya hanya kurikulum/akademik/pengajaran saja.
Kadang ada juga yang tidak mau menjadi Wakur karena memang semua Guru dilingkungannya tidak pernah menghargai kebijakan Wakur, sering mencemooh atau tidak mengindahkan setiap kata-katanya. Artinya, ah cuman Wakur saja bilang gini-gitu. Sok banget. Ini adalah sikap rekannya yang membuat ”EMOH” menjadi Wakur. Padahal di situlah pembelajarannya, bagaimana ia bisa menghadapi rekan kerjanyanya.
Ada pula yang menolak menjadi Wakur karena ia merasa GAPTEK. Ini sih alasan yang sangat jelek. Hari gini kok masih ada Guru yang gaptek (Guru Sertifikasi/Profesinonal lagi hmmmmm), terus menghindar dan tidak mau belajar. Cihui…........... Ketinggalan kereta deh Guru macam itu. Tidak ada kata terlambat untuk mau belajar. Lihat kompetensi Guru sekarang sudah harus bisa memanfaatkan TIK untuk pembelajarannya. Memang banyak tugas yang harus diselesaikan, Wakur memerlukan tool yaitu berupa TIK itu.
Memang benar salah satu tugas Wakur berurusan dengan tugas administrasi dan itu akan dipermudah dengan adanya TIK, seperti bagaimana bikin jadwal pelajaran, mengelolah nilai dan sebagainya. Itu tidak sulit kalau mau belajar. Menjadi tidak pantas itu dijadikan sebagai alasan. Guru memaksa siswanya rajin belajar, mosok Gurune dewe ndak mau belajar meskipun hal baru. Toh penggunaan TIK itu hanya soal pembiasaan saja. Kecuali mau menjadi pakar TIK. Bukan karena saya sok bisa sedikit TIK sihhhh, ya apa nggak hehehe?!
Ada juga yang tidak lagi mau menjadi Wakur karena dia sudah merasa capek, trauma dengan tugas berjibun dia pingin santai menjadi Guru thok, tanpa tugas ekstra yang pasti perlu tenaga dan pikiran ekstra pula hehehe. Lebih parah lagi kalau ada yang selalu menjegalnya selama ia di Wakur karena memang secara perorangan memang tidak saling cocok akhirnya cek-cok mulu hahahahhahahaha.
Kini memang sudah jamannya teknologi canggih. Tapi masih ada sih tersisa Kepsek  yang gaptek, Kepsek  yang tidak mau belajar. Sebab teknologi yang diperlukan hanyalah soal pembiasaan, tinggal ia mau pakai atau tidak. Lebih-lebih Wakur harus bisa donk. Kalau gak bisa harus belajar, kalau gak mau juga belajar bagaimana ia mempengaruhi siswa atau rekan sejawatnya belajar kalau diri sendiri aja wegah belajar, ya tooooooo.......
Yah benar Wakur memang tangan kanan Kepsek. Kalau Kepsek  tidak ditempat mestinya ia bisa menjalankan sebagian tugas Kepsek, kalau Kepseknya mau mendelegasikannya. Anehnya masih ada Guru yang tidak memahami peran Wakur, sehingga ia cuek saja tidak perduli dengan keberadaan Wakur, padahal Wakur ini juga manajer urusan kurikulum loh.......

Mbok ya ingat, panjenengan-panjenengan semua (khususnya yang sudah jadi Guru Profesional/Ter-Sertifikasi). Ingat kalau tujuan pemerintah dulu itu adalah untuk mengingkatkan kompetensi Guru di bidang akademik. Boleh sih menggunakan dana sertifikasi untuk kesejahteraan pribadi tapi ingat juga tujuan pemerintah. Ya maksutnya kalau setiap saat ditunjuk untuk menjadi Wakur berarti harus siap dan bersedia doooonnnggggg :) :) :). Sekian saja deh sedikit opini dari saya, maaf kalau tidak mengenakkan di hati Bapak/Ibu semua. Sedikit pengalaman pribadi lo ini :) :) :)

Komentar

  1. Saya memang baru jadi wakur hal di atas memang banyak benarnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmmmmmmmmmmm... ada benarnya, dan saya berada pada posisi terpaksa menerima. penguasaan bidang kurikulum saya minim sekali, banyak teman guru yg lebih senior dan memiliki kompetensi untuk menjadi wakakur namun menolak dengan alasan klise. mereka hanya cuek bebek seperti tidak ada niatan untuk memajukan sekolah.

      Hapus
  2. saya juga terpaksa jadi Wakur karena menurut yayasan blum ada yang kompeten dan loyal... padahal saya bukan orang yang kompeten apalagi loyal hahaha
    kalo sya lihat jadi wakur harus MAU BELAJAR bukan BISA/KOMPETEN, kebanyakan yang nolak karena gak mau belajar dan gak mau loyal, apalagi guru senior yang udah sertifikasi uangnya mau tapi kerjanya yaa gitu deh.. huuff miris harusnya merekalah yang ngajarin saya newbie di dunia pendidikan hehehe

    BalasHapus
  3. saya terpaksa juga jadi wakur karena di tunjuk sebelum bilang ok pikir-pikir dulu pak karena pertimbangan beberapa hal ya mau juga lah.sama sama belajar

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LJK UAS UKURAN A4 FORMAT MICROSOFT EXCEL

  Bagi yang membutuhkan, LJK UAS UKURAN A4 DALAM FORMAT MICROSOFT EXCEL, silahkan KLIK DISINI . Semoga bermanfaat.

LJK UAS UKURAN FOLIO/F4 PILIHAN GANDA DAN ESSAY FORMAT MICROSOFT EXCEL

Mungkin ada yang membutuhkan, LJK UAS UKURAN FOLIO/F4 PILIHAN GANDA DAN ESSAY DALAM FORMAT MICROSOFT EXCEL , silahkan KLIK DISINI . Semoga bermanfaat.

TRIK MEMBUAT DESAIN LJK UJIAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL

Setiap sekolah pasti mengadakan sebuah evaluasi pada setiap akhir pembelajaran di sekolah. Hal ini tidak bisa terlepas dari yang namanya ujian atau ulangan. Dalam hal ini pasti panitia akan sibuk menyiapkan berkas-berkas perlengkapan untuk ujian. Salah satunya adalah lembar jawaban.  Lembar jawaban ini bisa bermacam-macam bentuknya. Mulaidari format kotak sampai format bulatan seperti format LJK (LEMBAR JAWABAN KOMPUTER) dalam ujian yang sebenarnya. Namun tidak ada salahnya apabila pihak mengajak siswanya untuk sejak awal berlatih menggunakan format LJK seperti ujian yang sesungguhnya. Untuk membuat LJK kita bisa menggunakan software yang sudah begitu familier dengan Bapak/Ibu Guru yaitu Microsoft Excel. Bapak/Ibu bisa menggunakan Microsoft Excel versi berapapun.  Berikut beberapa trik sederhana membuat desain LJK menggunakan Microsoft Excel (contoh berikut ini menggunakan Microsoft Office Excel Versi 2007): 1. Aktifkan Microsoft Office Excel 2007 2. Klik Tab M