Wali Kelas memang bukan jabatan yang
strategis dan bonafit, namun kinerja Wali Kelas sangat berdampak baik bagi siswa didik maupun
sekolah selaku penyelenggara kegiatan belajar mengajar, untuk itu dalam
menentukan Guru sebagai wali kelas tentu seorang Kepala Sekolah maupun WK Kurikulum
tidak akan main comot saja, namun akan dilihat baik kemampuan administratif
maupun faktor-faktor lain, sayangnya tanggung jawab Wali Kelas yang begitu
besar tidak banyak mendapatkan perhatian, artinya honorarium selaku wali kelas
sangatlah kecil, bahkan mungkin ada yang tidak diberi honor.
Untuk itu saya disini mau mencoba sedikit
berbagi pengalaman saya selaku wali kelas yaitu bagaimana untuk menjadi wali
kelas yang baik dan syarat-syarat apa yang dibutuhkan yaitu :
1.
Perasaan sayang
Rasa
sayang kita sebagai wali di sekolah akan tembus pada anak didik kita, sehingga
akan timbul simpati dan empati. Hal ini akan sangat berdampak pada kejiwaan
anak-anak. Dengan perasaan sayang diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang terbilang
rumit bahkan kesulitan dan problematika anak yang tidak disampaikan ke orang
tuanya karena berbagai alasan akan mampu dicurhatkan ke guru wali kelasnya
sehingga problematika yang disembunyikan anak akan dapat teratasi karena kerja
sama dengan wali kelas melalui bimbingan dan arahan.
2.
Bertanggung jawab
Beraneka
ragam tanggung jawab yang harus dipikul seorang guru wali kelas mulai dari
manajemen administrasi kelas sampai dengan administrasi sekolah yaitu berupa
limpahan tanggung jawab untuk menarik dan mengumpulkan iuran anak-anak misalnya
uang untuk kegiatan kesiswaan. Selaku wali kelas yang mendapat mandat dari
sekolah untuk mengelola kelas serta dari orang tua untuk ikut memimbing dan
mengawasi selama mengikuti kegiatan KBM di sekolah, maka tidaklah ringan yang
harus dilakukan seorang wali kelas untuk itu tanpa memiliki rasa tanggung jawab
akan menjadi mustahil terciptanya harapan sesuai dengan keinginan sekolah serta
orang tua.
3.
Terbuka
Untuk
menciptakan suasana keterbukaan maka seorang wali kelas harus mampu membawa
permasyalahan yang dihadapi kelas diselesaikan secara terbuka dengan mengkaji
permasyalahan yang dihadapi tanpa membedakan anak satu dengan yang lainnya
serta tanpa menutup-nutupi artinya yang benar dikatakan benar yang salah
dikatakan salah, apabila berlaku tidak adil maka akan terdapat
kelompok-kelompok siswa yang biasanya akan sulit mengambil keputusan bersama
karena masing-masing kelompok akan mencari kebenaran sendiri- sendiri.
4.
Disliplin dan tepat waktu
Menerapkan
disiplin dan tepat waktu membutuhkan suatu sikap serta kesabaran, bagaimana
tidak bahwa di dalam kelas terdapat individu-individu yang terdiri dari
karakter yang berbeda-beda oleh karena itu masing-masing siswa juga berbeda,
ada siswa yang sudah terbentu kedisiplinannya di ligkungan keluarganya, namun
tidak jarang yang terbiasa hidup bebas. Rendahnya sikap disiplin pada siswa
akan tercermin pada saat-saat guru wali kelas meminta biodata untuk diisikan
dalam data siswa, pada saat mengumpulkan buku rapot, pada saat kelas mengadakan
iuran-iuran dan banyak hal yang dapat digunakan sebagai patokan pada anak yang
disiplin atau tidak. Dengan sikap wali kelas yang selalu tidak meberikan ruang
waktu/tenggang diharapkan mampu merubah sikap anak yang kurang disiplin atau
tidak disiplin menjadi disiplin.
5.
Konsisten dalam mengambil keputusan
Permasalahan
di kelas sering muncul tanpa disengaja misalnya jadwal piket yang tidak
diterapkan seperti yang sudah ditentukan bersama bahkan sering juga dijumpai
adanya konflik dengan guru pengajar di kelas (biasanya disebabkan oleh suasana
KBM yang kurang mendukung) sehingga guru tidak mau mengajar di kelas. Hal-hal
seperti itulah yang harus dibicarakan bersama dengan anak-anak di kelas
sehingga permasalahan tidak meluas. Apabila tidak ditemukan jalan pemecahannya
maka guru wali kelas harus mengambil keputusan secara adil namun secara
konsisten memegang teguh pada keputusan yang telah diambil.
6.
Bijaksana
Agar kita dapat bersikap bijaksana, maka dalam
melihat setiap permasyalahan dengan melihat dari banyak sisi, dimana terkadang
dari sisi yang satu baik artinya tidak ada kendala, namun disisi yang lain akan
membawa dampak yang luas untuk masa yang akan datang. Misalnya kasus perkelahian
antar teman sekelas, jika dilihat dari sisi manapun perkelahian tetap salah,
namun selaku wali kelas harus mampu melihat sisi-sisi lain dari timbulnya
perkelahian ini agar tidak terulang lagi.
7.
Mau mendengarkan
Dengan
mendengarkan anak didik, maka akan menjadi jalan dalam menemukan titik terang
dari adanya konflik-konflik kecil di kelas, maupun adanya keinginan-keinginan
anak yang perlu dibimbing dan diarahkan serta memudahkan dalam mencari solusi
atas problematika yang dihadapi anak didik. Karena dengan menjadi pendengar
yang baik maka si anak akan terbuka dalam mengutarakan pendapatnya serta mau
mendengarkan juga atas nasehat-nasehat yang kita berikan. Dengan mendengarkan
keluh kesahnya, suka citanya maka akan terjalin komunikasi dua arah yang saling
menguntungkan sehingga rasa sayang layaknya orang tua kepada anaknya akan
tumbuh dan berkemang, hingga mampu menjadi bahan evaluasi maupun perbaikan diri
pribadi ke arah yang positif.
8.
Mampu memberi wawasan dan wacana
Minimnya
pengetahuan, rendahnya kualitas sosial dan ekonomi mengakibatkan sempitnya
wawasan dan wacana kehidupan ke arah depannya, sehingga akan cenderung
memikirkan sesaat bukan sebaliknya yaitu dampak untuk masa-masa yang akan
datang. Dengan minimnya wawasan dan wacana maka akan timbul pola hidup yang
simpel bahkan akan cenderung mudah pasrah dengan keadaan, tanpa suatu usaha dan
kerja yang sungguh-sungguh. Misalnya rendahnya wawasan akan pentingnya
pendidikan, akan mengakibatkan anak malas untuk sekolah dan rendahnya motivasi
belajar anak.
9.
Mampu mengontrol, mengevaluasi dan memperbaiki
Kontrol
kepada anak didik tidak harus dengan mengintai tingkah lakunya sehari-hari,
namun bisa dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan anak, melihat
perkembangan anak maupun menjalin komunikasi dengan orang tua.
10. Mampu menjadi contoh dan teladan
Menjadi contoh dan teladan bagi siswa di kelas? Pasti itu adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua guru. Namun ternyata tidak semua orang mampu melakukan sesuai dengan yang diharapkan. Ada saja kendala, baik dari lingkungan individu guru, faktor dari lingkungan sekolah, jarak dan masih banyak yang lainnya. Tetapi sebagai seorang wali kelas kita wajib berusaha semaksimal mungkin selama kita mampu melakukannya. Karena posisi wali kelas bukanlah posisi yang mudah.
Evaluasi dapat dilakukan dengan mengajak
secara bersama-sama terhadap apa-apa saja yang telah dilakukan dan apa yang harus
dilakukan serta bagaimana cara melakukan agar semua kepentingan yang
berbeda-beda dapat tercover semua, sehingga semua dengan sadar akan melakukan
penilaian guna perbaikan, baik itu bersifat personal maupun bersifat untuk
kepentingan bersama.
Komentar
Posting Komentar